Sebenarnya TIDAK…
Karena akal manusia itu cenderung mengingat lama, sesuatu yang di pelajarinya.. terlebih lagi yang dihafal…
Tentu ada syaratnya:
“Jangan menganti hafalan itu dengan yg lain…”
Jadi, fokuskan pada sesuatu yang kamu hafal… Walaupun kamu sangat ingin berhenti, atau terpaksa berhenti…
Kenapa?
“Insyaalloh akan slalu teringat…”
Nah ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman, untuk memilih perkara mana yang bisa menjaga hafalan kita agar tetap terjaga, atau yang tidak.
Berdasarkan berat-ringannya usaha dan memperbaiki kesalahan kita. Maka, hal itu akan terbagi menjadi:
1. Niat
a. Sulit:
Jika diniati muroja’ah (mengulang-ulang hafalan).
Karena, niat awalnya adalah suatu tanggungan atau terpaksa. Seperti yang dikatakan tadi, jika kamu melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, padahal nafsumu tak menginginkannya. Maka, hal itu pasti akan sulit.
b. Mudah:
Jika diniati untuk beribadah.
Karena, niat awalnya adalah suatu ‘kebutuhan’ yang harus dipenuhi atau rasa cinta pada hafalan tersebut. Sebenarnya, titik yang menjadi sulit bukanlah hafalannya, melainkan untuk mencapai kondisi untuk bisa cinta pada sesuatu yang kita hafalkan… itulah yang sangat sulit.
c.sia-sia
Jika diniati untuk menggugurkan kewajiban saja.
Karena, niat awalnya sudah tiada niatan untuk menghafal. Kemungkinan… hal itu akan menempatkan kalian pada kondisi, ‘cepat menghafal, cepat terlupakan’…
2.Tipe orang yang menghafal
a. Mudah menghafal, mudah melupakan
b. Sulit menghafal, sulit melupakan
3. Dosa
a. Berat
Melakukan perkara yang dilarang oleh agama atau Allah Swt… atau menyakiti hati seseorang atau sesama (kecuali, musuh islam).
Contoh: zina anggota tubuh… makan makanan haram… dsb…
b. Ringan
Melakukan perkara subhat atau samar-samar oleh agama… yang jatuhnya keputusan, pada sesuatu yang tak diketahui dasar hukum syari’at-nya.
Contoh: menemui hal baru, kemudian menggunakan itu untuk kepentingan diri sendiri. (seperti: menemukan makanan di jalan, dan memakannya)
c. Sedang
Melakukan perkara yang makruh…
Contoh: tidak berdoa, ketika mau melakukan sesuatu
Percaya atau tidak, tingkah laku kita saat ingin melakukan apapun, juga akan berdampak pada apa yang akan kita hafalkan. Percayalah.
4. Doa
a. Yang terbaik
Doa para guru dan orang tua, para waliyulloh, atau orang-orang yang telah dijelaskan dalam hadist Nabi Saw yang doanya mudah terkabul.. karena mereka mempunyai keutamaan yang tak dimiliki oleh sembarangan orang. Seperti, orang teraniaya, anak yatim, dll.
b. Yang kedua
Doa para malaikat dan makhluk Alloh Swt yang lain. Percaya atau tidak, hewan yang kita tolong, tumbuhan yang kita tolong, itu dijaga oleh malaikat. Dan jika kita berbuat baik pada mereka. Tentu mereka akan mendoakan kita. Percayalah…
c. Yang terakhir
Doa untuk diri sendiri.
4. Ikhtiyar
a. Istiqomah & bersabar
Karena kunci utama itu… bukan hanya dalam menghafal.. tapi juga dalam menjalani kehidupan… adalah konsisten yang ditambah dengan ikhlas/ridho, sehingga memunculkan sabar yang tiada batas.
b. Mengutamakan menghafal
c. Mengulang-ulang hafalan
Untuk menjaga kesempurnaan hafalan. Dan karena sulitnya untuk menghafalkan, maka mengulang-ulang hafalan, adalah hal yang wajib. Entah itu karena memang belum hafal, atau untuk menjaga hafalan. Karena sesungguhnya, kekhawatiran tercampurnya hafalan dengan perkara lain, adalah hal yang terbaik. Percayalah…
Insyaalloh…
Jika kita ikhlas menjaganya atau menghafalnya…
Semuanya akan dipermudah…
Allah Swt selalu bersama kita.
Uraian di atas itu, untuk semua jenis hafalan…
Dan kunci terakhir adalah RIADHOH/ TIRAKAT.
Agar kita terjaga dari godaan syetan dan hawa nafsu. dan menjadi mudah dalam menghafal atau menjaga hafalan.
Wallohu’alam