Apakah sulit menghafal/ menjaga hafalan?

Apakah menghafal atau menjaga hafalan benar-benar sulit??

Sebenarnya TIDAK

Karena akal manusia itu cenderung mengingat lama, sesuatu yang di pelajarinya.. terlebih lagi yang dihafal… 

Tentunya bukan hanya dengan keinginan, sesuatu bisa dihafal…
Tentu ada syaratnya:

“Jangan menganti hafalan itu dengan yg lain…”

Contohnya, melupakan hafalan walau satu hari..

Jadi, fokuskan pada sesuatu yang kamu hafal… Walaupun kamu sangat ingin berhenti, atau terpaksa berhenti…


Kenapa?


Ya, karena sesulit-sulitnya menghafal, adalah menghafal sesuatu yang ingin kamu hafalkan.

“Insyaalloh akan slalu teringat…”

Nah ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman, untuk memilih perkara mana yang bisa menjaga hafalan kita agar tetap terjaga, atau yang tidak.


Berdasarkan berat-ringannya usaha dan memperbaiki kesalahan kita. Maka, hal itu akan terbagi menjadi:


1. Niat

a. Sulit:

Jika diniati muroja’ah (mengulang-ulang hafalan).
Karena, niat awalnya adalah suatu tanggungan atau terpaksa. Seperti yang dikatakan tadi, jika kamu melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, padahal nafsumu tak menginginkannya. Maka, hal itu pasti akan sulit.


b. Mudah:


Jika diniati untuk beribadah.
Karena, niat awalnya adalah suatu ‘kebutuhan’ yang harus dipenuhi atau rasa cinta pada hafalan tersebut. Sebenarnya, titik yang menjadi sulit bukanlah hafalannya, melainkan untuk mencapai kondisi untuk bisa cinta pada sesuatu yang kita hafalkan… itulah yang sangat sulit.

Percayalah…

c.sia-sia


Jika diniati untuk menggugurkan kewajiban saja.
Karena, 
niat awalnya sudah tiada niatan untuk menghafal. Kemungkinan… hal itu akan menempatkan kalian pada kondisi, ‘cepat menghafal, cepat terlupakan’…

Ya, hal itu sudah menjadi hal yang lumrah/umum. Terlebih lagi, jika itu memang menjadi sarana untuk lepas dari suatu hukuman. Tentu saja akan sia-sia untuk masa depan.
Tapi, ada juga seseorang yang cepat untuk menghafal, tapi juga mudah untuk terlupakan. Itu memang menjadi salah satu dari 2 tipe manusia.

2.Tipe orang yang menghafal

a. Mudah menghafal, mudah melupakan

Ya, katagori seseorang yang seperti ini memang sangat banyak. Terlebih lagi, jika mereka adalah golongan yang dimulai dari masa akhil baligh, atau masa pubertas. Tentunya hal ini membuat mereka ‘mudah menghafal, mudah melupakan’.

b. Sulit menghafal, sulit melupakan

Tapi, dalam suatu kondisi, juga ada seseorang yang memang sangat sulit untuk menghafal sesuatu. Tapi, ketika sudah hafal, maka sulit untuk melupakannya. Kondisi dari orang-orang tipe seperti ini memang lebih sulit dari pada tipe yang pertama. Tapi untuk jangka panjang, tipe orang seperti ini, ‘sulit menghafal, sulit melupakan’, adalah lebih baik.

3. Dosa


a. Berat


Melakukan perkara yang dilarang oleh agama atau Allah Swt… atau menyakiti hati seseorang atau sesama (kecuali, musuh islam).
Contoh: zina anggota tubuh… makan makanan haram… dsb…


b. Ringan


Melakukan perkara subhat atau samar-samar oleh agama… yang jatuhnya keputusan, pada sesuatu yang tak diketahui dasar hukum syari’at-nya.
Contoh: menemui hal baru, kemudian menggunakan itu untuk kepentingan diri sendiri. (seperti: menemukan makanan di jalan, dan memakannya)


c. Sedang


Melakukan perkara yang makruh…
Contoh: tidak berdoa, ketika mau melakukan sesuatu

Percaya atau tidak, tingkah laku kita saat ingin melakukan apapun, juga akan berdampak pada apa yang akan kita hafalkan. Percayalah.


4. Doa


a. Yang terbaik


Doa para guru dan orang tua, para waliyulloh, atau orang-orang yang telah dijelaskan dalam hadist Nabi Saw yang doanya mudah terkabul.. karena mereka mempunyai keutamaan yang tak dimiliki oleh sembarangan orang. Seperti, orang teraniaya, anak yatim, dll.

b. Yang kedua


Doa para malaikat dan makhluk Alloh Swt yang lain. Percaya atau tidak, hewan yang kita tolong, tumbuhan yang kita tolong, itu dijaga oleh malaikat. Dan jika kita berbuat baik pada mereka. Tentu mereka akan mendoakan kita. Percayalah…


c. Yang terakhir


Doa untuk diri sendiri.

Ya, doa untuk diri kita sendiri bisa menjadi yang terakhir, dan bisa juga menjadi yang tertinggi. Semua itu tergantung dengan apa yang kita jalani, makan, dan tentu saja tirakat yang sedang kita lakukan. Jadi, agar doamu diijabah, buatlah dirimu dekat dengan Tuhanmu, Allah Swt.

4. Ikhtiyar


a. Istiqomah & bersabar


Karena kunci utama itu… bukan hanya dalam menghafal.. tapi juga dalam menjalani kehidupan… adalah konsisten yang ditambah dengan ikhlas/ridho, sehingga memunculkan sabar yang tiada batas.


b. Mengutamakan 
menghafal

Karena sesuatu yang diutamakan, akan menjadi prioritas pertama untuk diraih. Menghabiskan lebih banyak waktu dan kepentingan dalam menghafal dari pada kegiatan lain (memprioritaskan hafalan) adalah salah satu bentuk keseriusan kita untuk meraih sesuatu yang kita hafalkan.


c. Mengulang-ulang hafalan


Untuk menjaga kesempurnaan hafalan. Dan karena sulitnya untuk menghafalkan, maka mengulang-ulang hafalan, adalah hal yang wajib. Entah itu karena memang belum hafal, atau untuk menjaga hafalan. Karena sesungguhnya, kekhawatiran tercampurnya hafalan dengan perkara lain, adalah hal yang terbaik. Percayalah…

Insyaalloh…
Jika kita ikhlas menjaganya atau menghafalnya…
Semuanya akan dipermudah…
Allah Swt selalu bersama kita.



Uraian di atas itu, untuk semua jenis hafalan…
Dan kunci terakhir adalah RIADHOH/ TIRAKAT.
Agar kita terjaga dari godaan syetan dan hawa nafsu. dan menjadi mudah dalam menghafal atau menjaga hafalan.

Insyaalloh…

Wallohu’alam

Leave a Comment