Dalam islam, bolehkah seorang wanita memberi kode kepada pria yang ia sukai?
Dalam Islam, wanita juga punya hak untuk menyatakan perasaan sukanya. Sama seperti yang dilakukan seorang pria dalam menyatakan perasaannya.
Namun tentunya, caranya tak bisa sama dengan pria yang tak memiliki sifat malu, sebesar milik wanita.
Dalam Hadist, ada juga keterangan-keterangan tentang cara-cara yang diperbolehkan Rosululloh Saw, tentang wanita yang mengungkapkan perasaannya.
1. Menyatakan langsung.
Di zaman Nabi Saw, seorang wanita datang dan langsung menawarkan dirinya kepada Rasulullah (untuk dinikahi). (HR Bukhari). Dalam riwayat Imam Malik, wanita itu berkata kepada Rasulullah “aku menawarkan diriku kepadamu.” (HR Malik)
2. Minta bantuan keluarga atau famili.
Ketika putri Umar bin Khaththab, Hafshah menjanda karena suaminya meninggal, segera mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan & Abu Bakar untuk menawarkan putrinya.” (HR. Al-Bukhari)
3. Meminta bantuan teman atau perantara.
Siti Khadijah mempunyai perasaan suka kepada Rasulullah Saw. Lalu, Khadijah mencurahkan perasaannya tersebut kepada sahabatnya yang bernama Nafisah binti Muniyyah. Kemudian, Nafisah pun segera pergi kepada Rasulullah dan mengutarakan niatan Khadijah tersebut, dan menganjurkan Rasulullah untuk menikahinya.” (Sirah Nabawiyah)
Selain dengan 3 cara tersebut, masih ada wanita yang belum bisa menyatakan perasaannya. Entah karena malu atau tiada yang bisa dijadikan perantara.
Maka pertanyaannya, bolehkah seorang wanita memberi kode kepada lelaki yang ia sukai?
Sebelum itu, bagaimana dengan wanita yang lebih memilih diam? layaknya:
Jawabanya tentu boleh…
Asalkan, niatnya bukan untuk berzina, atau melanggar syari’at islam. Akan lebih baik, jika niatnya langsung menjurus untuk mengajak nikah.
Jawabannya, boleh, asalkan niatnya untuk ngajak nikah, atau minimal ngajak ta’aruf.
Mari simak beberapa dalil berikut :
Mari simak beberapa dalil berikut :
Contoh kode wanita:
“Mas, sudah nikah ? Di luar sana ada yang ngantri loh!”
“Kapan nikah, Aa? Gak kasian apa, tiap hari banyak yang nungguin?”
“Orang sepertimu, sayang kalau ditolak.”
“Beruntungnya, wanita yang memilikimu, Kak.”
“Haruskah ada wanita yang melamarmu? Baru kamu sadar?”
“Gak peka…”
“Aang, kapan mau main-main ke rumah? Di tunggu bapak.”
“Temen-temen kita udah pada nikah. Kayaknya, tinggal kita yang belum deh.”
Nah, jika sudah dikode, tapi si lelaki tidak kunjung peka. Maka, ada dua kemungkinan.
1. Kode peka milikmu tak tembus pada otaknya si lelaki. Sehingga, membutuhkan kode yang lebih keras/sorih/jelas.
2. Jangan menyalahkan si lelaki yang tak peka. Mungkin saja, kamu cuma dibuat teman kala sepi.
Wallohu’alam