Kisah Cinta Salman Al-Farisi dan Istrinya
Salman al-Farisi – Salman al-Farisi merupakan sahabat Nabi Muhammad Saw, yang
populer berkat idenya untuk menggali parit di saat perang Khandaq.
Salman juga salah satu dari sekian sahabat Nabi Saw, yang
tidak gila dunia (zuhud). Meski dia menjadi Amir di Madain dengan gaji 5.000
dinar (kira-kira 8,5 M per tahun), gaji itu tidak pernah ia pakai. Semuanya beliau
sedekahkan pada kaum duafa.
Lalu, Salman lebih suka makan dan minum dari hasil tangannya (pekerjaannya) sendiri.
Dalam kitabnya Bahr al-Dumu’, Abu al-Faraj bin al-Jauzi menceritakan
kisah kezuhudan Salman;
Sore itu, Salman melaksanakan pernikahan dengan gadis pujaan
hatinya, yang dari keluarga berada. Gadis itu bernama Shawwab, keturunan
Kindah.
Usai melangsungkan pernikahan, Salman al-Farisi tidak
langsung pulang. Tapi, beliau sowan-sowan dulu kepada para seniornya, terkhususnya
Rasulullah Saw.
Malamnya, beliau baru pulang ke rumah.
Ketika sampai di rumah, Salman mengetok pintu dan memanggil
istrinya. Namun, tidak ada jawaban apa pun dari dalam rumah. Beliau merasa
jengkel, lalu berkata,
“Istriku, apa engkau tuli dan bisu? Kenapa engkau tidak
menjawab panggilanku?”
Tidak ada tanda-tanda kemarahan dari raut wajah Shawwab,
meski dianggap tuli dan bisu oleh suaminya sendiri.
Shawwab menjelaskan dengan suara lirih dan penuh kelembutan,
“Wahai sahabat Rasulullah, aku tidak tuli dan juga tidak
bisu. Perlu engkau ketahui wahai suamiku, bahwa aku ini pengantin baru. Aku
malu bercakap-cakap denganmu.”
Salman menerima penjelasan istrinya. Kemudian, beliau
tersenyum, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Lalu, Salman segera masuk ke dalam rumah, setelah dibukakan
pintu rumahnya. Betapa kagetnya beliau, ketika seluruh ruangan rumahnya dihias
dengan tirai-tirai dan beberapa kain bergelantungan, yang semuanya terbuat dari
sutera.
Di sana, Salman al-Farisi ingin sekali marah, namun ia
tahan. Kemudian beliau bertanya,
“Istriku, apa aku tidak salah melihat. Apa ini (rumah)
Ka’bah, pindah ke rumah kita?”
“Wahai sahabat Rasulullah, kami para pengantin perempuan
suka sekali menghias rumah-rumah kami,” jelas Shawwab, lalu pergi ke arah
dapur.
Kali ini, Salman menghargai pendapat istrinya, tak terucap
sedikitpun kata-kata dari mulutnya. Beliau hanya mengangguk-anggukkan
kepalanya, sebagai isyarat jika beliau setuju dengan tradisi para pengantin
perempuan suku Kindah.
Untuk kedua kalinya, Salman al-Farisi dibuat kaget istrinya.
Di dalam rumah tersebut, banyak sekali budak-budak milik
Shawwab. Mereka membawakan berbagai minuman dan makanan yang sengaja dibuat
istrinya, untuk menyenangkan hati sang suami. Kali ini, Salman merasa harus
meluapkan seluruh isi hatinya, demi kebaikan rumah tangganya.
Sebenarnya, beliau tidak mau menyakiti hati istrinya. Namun
apa boleh dibuat, beliau juga tak bisa bertahan dengan kemewahan seperti ini.
Lalu, Salman al-Farisi segera memanggil istrinya, agar bisa
bercakap-cakap empat mata.
“Istriku, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang
siapa yang tidur di tempat yang empuk, berpakain indah, memakai kendaraan
mewah, dan makan makanan yang lezat, maka orang tersebut tak akan mencium bau
surga’.”
Kali ini, Shawwab mengalah demi untuk menyenangkan hati
suaminya. Dia pun memanggil budak-budanya, lalu berkata,
“Wahai sahabat Rasulullah, aku bersaksi kepadamu jika semua
yang ada di dalam rumah ini aku sedekahkan untuk Allah dan semua budak ini, aku
merdekakan. Cukuplah aku memakan gandum. Dan aku akan membantumu mengurus rumah,
dan mencari nafkah.”
Salman berkata, “Semoga Allah merahmatimu dan menolongmu.”
Demikianlah kisah romantis yang kini sangat sulit untuk
ditemui. Ketika Salman al-Farisi memilih jalan kezuhudan, sebagai seorang
istri, Shawwab mendukung kehidupan sederhana suaminya. Bahkan, dia rela
melepaskan kekayaan yang selama ini ia miliki.
Bahkan, kehidupan Salman al-Farisi yang zuhud dan rendah hati, telah tercatat dalam tarekh islam. Untuk mengetahui kisah-kisah Salman al-Farisi yang zuhud dan rendah hati, silahkan cek di sini.
Atau, apakah kamu tertarik dengan kisah Salman al-Farisi dengan gadis Ansor yang menyayat hari?
Jika kamu ingin mengetahui kisah Salman al-Farisi dengan gadis Ansor, silahkan lihat di sini
Wallahu’alam