Ngalap Barokah

Source: Youtube.com

Ngalap Barokah atau mengharap berkah




إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدىً لِلْعالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran: 96)
وَنَزَّلْنا مِنَ السَّماءِ مَاءً مُبارَكاً فَأَنْبَتْنا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfa’atnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaf: 9)
Barokah/berkah memiliki arti bertambah. Bisa diartikan juga, bertambahnya kebaikan. 
Tabarruk atau mencari berkah sudah dilakukan sejak dahulu. Bahkan sejak zaman para sahabat nabi. Banyak sahabat berebut air bekas wudhu nabi. Dan banyak sahabat berebut rambut nabi selepas beliau tahallul ketika umrah dan haji wada’. 
Konon, salah satu sahabat yang setia menyimpan helai rambut nabi tersebut adalah Khalid bin Walid RA. Beliau selalu membawa serta rambut tersebut dengan cara disembunyikan dalam penutup kepala beliau, hingga ketika beliau diangkat menjadi panglima tertinggi pasukan muslim, pasukan yang beliau pimpin tak pernah mengalami kekalahan (Lihat Majma’ Zawaid Juz 9 Hal 349).


Namun sekarang, semua akan menjadi berbeda. Seandainya diterapkan pada sosok yang tak hanya mencari berkah saja. Tapi, bisa juga mendapatkan ilmu agama yang menyinari ruh dan jiwa.

Layaknya para sahabat yang mendapatkan berkah dan Ilmu dari Nabi Saw.

Disadari atau tidak, banyak santri tak mendapatkan ilmu manfaat. Entah karena banyaknya madhorot yg di lakukannya, ataupun karena melakukan hal yang tak harus dilakukan.

Namun terkadang, hanya dari barokahlah ia masih terselamatkan.

Barokah itu ada dan nyata.
Melihat dari Al Qur’an dan Hadist yang tertera di atas. Maka sejatinya, barokah itu tak mungkin lagi untuk diperdebatkan.

Tapi, pernahkah anda berfikir tentang ini?

“Cukupkah hanya dengan barokah saja? Tanpa mencari Ilmu sampai payah dan lelah?”

Cukup. Jika untuk diri anda sendiri.
Kurang. Saat untuk keluarga atau orang lain.
Terlebih lagi. Jika barokah itu terus bersambung ke anak cucu kalian.

Ingatlah, jika untuk selain dirimu, jangan hanya mengandalkan barokah.

Kenapa?
Karena, barokah itu termasuk salah satu ‘alat’ untuk taqorub ke alloh.

Bukan tujuan dan gantungan/sandaran untuk hidup.

“Makane kudu ngalim tur beradab sng apik. Ben ilmu iku barokah, dan adab e
sampean iku dadi dalan barokah wong awam, sing ngak ndue ilmu, tapi pengin
taqorub ilalloh.”
KH. Marzuki Mustamar.

Paham??

Wallohu’alam

Sumber: 
https://lirboyo.net/ngalap-barokah/

Leave a Comment