Penolakan dari sang bidadari

Ungkapan hati dari sang muslimah

Duhai Akhi…
Sebaik apapun dirimu, takkan aku biarkan diriku.
Jatuh ke dalam pelukanmu.
Setampan apapun wajahmu, takkan membuatku terlena
Karena,
engkau bukanlah kekasih halalku.
Selembut apapun perlakuanmu,
Tak mau aku membawamu ke dalam mimpi.
Karena,
Belum tentu Allah mentakdirkan engkau jadi milikku.


Biarlah rasa kagum ini aku simpan dalam hati.


Duhai Akhi…
Kalaupun benar, ada harap yang terbersit dalam hati.
Untuk bisa menjadi pendampingmu,

Tapi, tak akan aku menghinakan diri, 
Dengan mengemis perhatian dan memohon agar engkau mencintaiku,
Karena,
Apa yang tampak indah di mataku,
Belumlah tentu yang terindah dalam pandangan-Nya.
Kalaupun benar ada,
Percikan-percikan hasrat yang merasuk ke dalam jiwa, 
Biarlah akan aku simpan dalam dada, 
Sambil berdoa semoga engkau yang Allah pilihkan, 


Sebagai imamku kelak.

Duhai akhi…
Aku adalah muslimah pemalu,

Takkan dapat mata ini memandangmu, 
Karena, 
Syaitan pasti telah bersiap melepaskan anak panahnya, 
Di antara pandangan mata kita,
Aku adalah muslimah pemalu,
Tak akan bisa aku berkata “aku mencintaimu,” 
Karena, 
Engkau belumlah halal untukku.
Takkan sanggup aku mengenggam erat jemarimu,
Karena, 
Syaitan pasti dengan mudahnya datang,
Dia masuk melalui sela-sela jemari kita. 
Lalu, mengalir ke dalam hati, 
Menyiapkan perangkap-perangkapnya. 


Sehingga, neraka akan tampak seperti syurga.

Duhai Akhi…
Bila engkau menginginkanku,

Katakanlah pada orang tuaku.
Bila engkau mencintaiku,
Jagalah aku dengan imanmu.
Bila engkau menginginkanku,
untuk selalu ada disampingmu,

Khitbahlah diriku.


Bila menurutmu, 
Akulah wanita yang pantas menjadi pendampingmu,i
Ikatlah diriku dengan tali suci pernikahan, 
Hubungan yang telah Allah persiapkan untuk kita,
Agar cinta ini senantiasa dapat aku persembahkan… 
Untukmu dan hanya untukmu, 
Kekasih halalku.

Leave a Comment