Karena Satu Kesalahan, Seribu Kebaikan Terlupakan
Kamu berbuat baik padanya sepanjang tahun, dan berbuat salah sehari saja.
Seperti yang tertera pada maqolah/peribahasa di atas, ada banyak sekali manusia yang memiliki sifat seperti ini. Lagipula, kita juga menerima istilah ini bukan?
“Karena nila setetes, rusak susu sewadah.”
Ya, karena sudah menjadi watak dari manusia. Dirinya tak mau untuk dikecewakan, atau mendapatkan kerugian karena sesuatu.
Terlebih lagi, di zaman akhir ini. Banyak orang yang menjadikan kebaikan sebagai ‘modus’ untuk mendapatkan tujuan tersembunyi.
Jadi, wajar saja untuk mendapatkan kejadian itu di seluruh lapisan masyarat.
Oleh sebab itu, di zaman akhir ini, banyak orang yang telah membuat diri mereka untuk menjadi seorang individualis.
Secara sadar atau tidak, banyak orang mencoba membatasi dirinya sendiri untuk berinteraksi dengan orang lain. Apalagi dengan adanya gadget/smartphone yang menjadikan dunia terasa terbalik.
“Banyak orang dekat dengan teman sosmed-nya, dari pada teman di dunia nyata.”
Tak jarang, orang-orang seperti ini akan membuat dunianya sendiri.
Itulah secarik bahaya dari media sosial.
Kembali ke topik utama.
Sebenarnya, ada banyak orang yang salah mengartikan dengan ‘kesalahan’ yang bisa menghapus seribu kebaikan itu.
Mulai dari anggapan jika ketika kamu harus membenci orang yang telah menyakitimu. Hingga, kamu harus membalas orang itu dengan lebih berat.
Jika dilihat dalam konteks ayat ini.
Maka, seharusnya, tiada seharusnya kewajiban bagi kita untuk membalas hal itu secara langsung. Namun, kebanyakan manusia tak mengerti hal ini.
Mereka lebih memilih untuk menyimpan dendam di dalam hatinya, atau agar bisa membalaskan dendamnya dengan tangannya sendiri.
Tapi, jika dilihat dari kemuliannya.
Maka, yang paling tertinggi adalah memaafkan mereka. Kemudian, membiarkan mereka sendiri. Lalu, menyimpan dendam. Dan terakhir, membalas dendam.
“jika suatu kesalahan. membuatmu melupakan kebaikan dan sulit memaafkan orang lain.
Lantas apa yang kamu lakukan?
Padahal, dirimu sendiri sering melakukan kesalahan.
Walau engkau sendiri tak menyadarinya.
Dan lebih condong merasa dirimu benar sendiri?
Atau yang kamu lakukan tidaklah salah?”
Tidak ada manusia yang selalu benar dan tidak ada manusia yang selalu salah. Berbuat baik kepada siapapun itu penting tapi lebih penting saling memaafkan 😁